Risa adalah seorang perempuan modern yang hidup di tengah tuntutan pekerjaan, ekspektasi sosial, dan tekanan untuk selalu tampak baik-baik saja. Di balik keberhasilannya, ia menyimpan kecemasan, stres kronis, dan gejala depresi yang perlahan menggerogoti kualitas hidupnya. Dalam pencariannya untuk sembuh, Risa menemukan bahwa kondisi emosional tidak berdiri sendiri. Secara ilmiah, stres berkepanjangan memengaruhi sistem saraf, hormon, dan keseimbangan tubuh. Secara spiritual, hati yang lelah membutuhkan penguatan makna, keikhlasan, dan kedekatan dengan Allah. Ia mulai mengenal Emotional Freedom Technique (EFT), sebuah teknik sederhana berbasis stimulasi titik-titik energi tubuh (meridian) yang secara ilmiah dikaitkan dengan penurunan hormon stres dan peningkatan relaksasi. EFT membantunya meredakan gejala kecemasan, namun belum sepenuhnya menjawab kegelisahan batinnya. Perjalanan Risa berlanjut ketika ia menemukan makna hidup melalui pemikiran Viktor Frankl, serta memperdalam kembali hubungan spiritualnya melalui doa dan refleksi iman. Semua proses itu akhirnya berpadu dalam Spiritual Emotional Freedom Technique (SEFT), sebuah pendekatan holistik yang mengintegrasikan ketukan energi, doa, keikhlasan, pasrah, dan syukur. Melalui praktik yang konsisten, Risa belajar bahwa ketenangan bukan berarti hidup tanpa masalah, tetapi kemampuan menghadapi masalah dengan hati yang berserah dan pikiran yang lebih jernih. Kisah ini ditujukan bagi siapa pun yang sedang lelah, cemas, atau merasa jauh dari ketenangan—sebuah pengingat bahwa ikhtiar ilmiah dan ketundukan spiritual dapat berjalan beriringan, dan bahwa Allah tidak pernah jauh dari hamba yang berusaha kembali kepada-Nya.